Info

Kegemukan Pada Pria Berkaitan dengan Rendahnya Testosteron

Los Angeles (ANTARA/Xinhua-OANA) - Beberapa peneliti AS telah menemukan kaitan antara kegemukan pada pria dengan rendahnya tingkat testosteron.

Satu penelitian yang dilakukan oleh ahli endokrinologi University at Buffalo (UB) memperlihatkan 40 persen peserta yang bertubuh sangat gemuk dan terlibat di dalam studi Hypodonadism pada Pria (HIM) memiliki catatan testosteron yang lebih rendah daripada tingkat normal.

Persentase tersebut naik jadi 50 persen di kalangan pria sangat gemuk yang menderita diabtes, demikian hasil studi yang disiarkan "dari" (dalam jaringan) pekan pertama Mei di jurnal Diabetes Care.

Studi itu juga mengungkapkan bahwa saat indeks massa tubuh (BMI) --hubungan berat-dengan-tinggi tubuh-- naik, kadar testosteron merosot.

Kegemukan telah lama diketahui sebagai kondisi yang berkaitan dengan sakit jantung dan diabetes, tapi itu adalah analisis terbesar mengenai kaitan antara kegemukan dan testosteron rendah, dan yang pertama membandingkan prevalensi testosteron rendah dengan kegemukan dan diabetes secara terpisah dan bersamaan.

Studi tersebut memperlihatkan kegemukan dan diabetes mungkin mempunyai pengaruh terpisah pada testosteron dan konsentrasi.

Dampak diabetes pada rendahnya tingkat testosteron sama dengan dampak dari bertambahnya berat badan rata-rata 20 pon.

Sehubungan dengan kenyataan bahwa hampir sepertiga warga negara AS sangat gemuk, penelitian ini memiliki dampak kesehatan masyarakat, epidemiologi, klinis dan pathopsikologis yang sangat besar.

Studi HIM tersebut dilaksanakan dari November 2003 sampai Februari 2004 di 95 tempat praktek perawatan di seluruh AS. Studi itu melibatkan 2.165 pria yang berusia 45 tahun atau lebih tua lagi yang memberikan contoh darah mereka untuk dianalisis guna mengetahui konsentrasi testosteron.